SECTIO SESAREA (CESAREAN SECTION)

Seksio sesarea adalah suatu tindakan operatif untuk mengeluarkan janin / bayi dari rongga rahim dengan cara membuat insisi pada dinding abdomen dan dinding uterus dengan syarat rahim utuh dan berat janin lebih dari 500 gram. Definisi ini tidak mencakup pengeluaran fetus dari rongga perut karena ruptur dari uterus atau kehamilan abdominal.1-4.

Prevalensi
Dalam 20 tahun terakhir angka persalinan dengan seksio sesarea meningkat pesat dengan semakin majunya alat kedokteran, semakin baiknya obat-obatan terutama antibiotika dan tingginya tuntutan terhadap dokter yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka persalinan dengan seksio sesarea diseluruh dunia. Di Amerika Serikat, angkanya bertambah dari 4,5% pada tahun 1965 menjadi 23% pada tahun 1985 dan kenaikan ini tercantum di semua negara bagian untuk wanita segala usia.2 Di Indonesia sendiri angka kejadiannya sekitar 30 % di tahun 2002. Di RSCM Jakarta, sebagai rumah sakit pusat rujukan, mempunyai angka kekerapan rata-rata 41,2 % dengan 18 % diantaranya adalah kasus seksio sesarea elektif.1,3-4 Di RSUP Malalayang, tahun 2001 terdapat 489 kasus, tahun 2002 ada 556 kasus dan tahun 2003 terdapat 493 kasus. Menurut statistik tentang 3509 kasus seksio sesarea yang disusun oleh Peel dan Chamberlain (1988) indikasi seksio sesarea adalah : disproporsi janin-panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, bekas seksio sesarea 11%, kelainan letak 10%, incoordinate uterine action 9%, preeklampsia dan hipertensi 7%.1

Indikasi
Pada umumnya, seksio sesarea digunakan bilamana diyakini bahwa penundaan persalinan yang lebih lama akan menimbulkan bahaya yang serius bagi janin, ibu, atau keduanya, padahal persalinan pervaginam tidak mungkin diselesaikan dengan aman.2 Indikasi ibu untuk melakukan seksio sesarea antara lain panggul sempit absolut, tumor – tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks / vagina, plasenta previa, disproporsio sefalopelvik dan ruptura uteri membakat. Indikasi janin : kelainan letak, gawat janin serta bayi besar. 1,3-5

Kontraindikasi
Seksio sesarea dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan anak, oleh sebab itu seksio sesarea tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa. Pada umumnya seksio sesarea tidak dilakukan pada janin mati, terlalu premature untuk biasa hidup, syok, anemia yang belum diatasi, serta kelainan kongenital berat.1,2

Jenis seksio sesarea
Dikenal beberapa jenis seksio sesarea, yakni :1
1. Seksio sesarea transperitonealis profunda (SCTP)
2. Seksio sesarea klasik atau seksio sesaria korporal, dan
3. Seksio sesaria ekstrapritoneal.
Pembedahan yang dewasa ini paling banyak dilakukan ialah seksio sesarea transperitonealis profunda dengan insisi di segmen bawah uterus.
Keunggulan pembedahan ini ialah: 1
• Perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak
• Bahaya peritonitis tidak besar
• Parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptur uteri di kemudian hari tidak sebesar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.
Seksio sesarea ekstraperitonealis dahulu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi puerpuralis, akan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi dilakukan. Pembedahan tersebut sulit dalam tekniknya dan sering kali terjadinya sobekan peritoneum tidak dapat dihindarkan.1

Komplikasi
• Pada Ibu
Dengan kemajuan teknik pembedahan, dengan adanya antibiotik dan dengan adanya persediaan darah yang cukup, seksio sesaria sekarang jauh lebih aman daripada dahulu. Angka kematian di rumah sakit dengan fasilitas yang baik dan tenaga – tenaga yang kompeten kurang dari 2 per 1000.1
Faktor – faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan, dan lamanya persalinan berlangsung1
Komplikasi – komplikasi yang bisa timbul ialah sebagai berikut:
1. Infeksi puerpural. Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas; atau bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dan sebagainya. Infeksi postoperatif terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala – gejala infeksi intrapartum atau ada faktor – faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu. ( partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya ).
2. Perdarahan. Perdarahan banyak bisa timbul pada waltu pembedahan jika cabang arteri uterina ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
• Pada Anak
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan seksio sesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan seksio sesarea. Menurut statistik di negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal pasca seksio sesarea berkisar antara 4% sampai 7%.

Comments

Popular posts from this blog

MEKANISME PROSES DASAR GINJAL

Sleep and you ( Secrets of sleep )

The Basic Geriatric Respiratory Examination CME/CE