Posts

Showing posts from November, 2008

FOOD ALLERGY (ALERGI MAKANAN)

  Latar belakang dan Definisi Sejak lebih dari 2000 tahun lalu → Hippocrates telah dikenal gejala reaksi akibat makanan yang tidak diinginkan dan tercatat dalam literature Barat. Sejumlah reaksi allergy yang disebabkan oleh makanan didasarkan pada riwayat allergy yang tercatat sejak thn 1950. Lovelles melaporkan delapan pasien yang allergy susu sapi. Dan 25 pasien allergy tepung jagung. Goldman et al melaporkan sejumlah penelitian yg dilaporkan suspect allergy terhadap susu, pada 89 anak. Yang kemudian dikenal dengan Goldman kriteria tentang diagnosis allergy makanan. May 1976, memperkenalkan tentang double blind, placebo-controlled oral food challenges (DBPCFC) , untuk diagnose tentang allergy makanan. Kerjasama antara American academy of allergy and immunology – National Institut of Allergy and Infectious Disease (NIH) mempublikasikan usulan tentang standar nomenclature Reaksi yang tidak diinginkan disebabkan oleh makanan. Reaksi ini dikategorikan dalam 2 tipe, yaitu : Food

KOLITIS INFEKSI

  Kolitis adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon, yang berdasarkan penyebab dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kolitis infeksi, misalnya: shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis amebik, kolitis pseudomembran, kolitis karena virus/bakteri/parasit lain. Kolitis non-infeksi, misalnya: kolitis ulseratif, penyakit Crohn's, kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis mikroskopik, kolitis non-spesifik (simple colitis). Pembahasan ini difokuskan pada kolitis infeksi yang sering ditemukan di Indonesia sebagai daerah tropik, yaitu kolitis amebik, Shigellosis, dan kolitis tuberkulosa. Di samping itu dibahas pula kolitis pseudomembran yang timbulnya terkait dengan pemakaian antibiotik, dan infeksi E. coli patogen. KOLITIS AMEBIK (AMIEBIASIS KOLON)     Batasan . Peradangan kolon yang disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica. Epidemiologi . Prevalensi amebiasis di berbagai tempat sangat bervariasi, diperkirakan 10% populasi terinfeksi. Prevalensi tertinggi di daerah

PEDIATRIC OPHTALMOLOGI

  PEMERIKSAAN MATA NEONATUS Tantangan dokter mata, dokter anak, dokter keluarga Gjl non spesifik, prkmbngn anak, modifikasi pemeriksaan Oftalmoskop direk/indirek, portable slit lamp Fenilefrin 1%; 2,5%; Siklopentolat 0,2%;1%; Tropicamide 1% Optic disc, makula   Inspeksi ekstenal Pupil dilatasi setelah 29 mgg, rflks lambat, anisokoria 0,5mm >20%   Oftalmoskopik Ruang gelap,pd BBLR> cup fis(-), cob web (sarang laba"), bergmeister (kerucut), gbrn atrofi NII (abu-abu) s/d 2 thn, prdrhn retina 30 s/d 45% bbrp minggu kelahiran   PEMERIKSAAN MATA PADA BAYI & ANAK   Visus : respons grkn, fiksasi, reaksi pupil, refleks konfergensi, grkn binokuler, prks satu per satu (mata satunya diplester), reaksi penolakan?, lht nistagmus/strabismus.   Refraksi : sikloplegia utk atasi akomodasi, siklopentolat 1% sebanyak 2 X tts selama 30 mnt sblm pmrksn; interval 5 mnt diberi atropin zalf mata 1%, 2-3 X/hr selama 2-3 hr.   80% hiperopia, 5% miopia,15% emetropia dan 10% ggn refraksi.    

VISUM et REPERTUM

  Bahasa LATIN : VISA : LIHAT REPERTA : LAPOR   Staatsblad No. 350 Thn 1937 : LAPORAN TERTULIS YANG DIBUAT OLEH DOKTER ATAS PERMINTAAN PENYIDIK, MEMUAT HASIL PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK TERHADAP BENDA BUKTI (BAIK BERUPA KORBAN HIDUP MAUPUN KORBAN MATI) UNTUK KEPERLUAN PERADILAN Visum et Repertum UNIK, why??? Bukan Terapi Membocorkan Rahasia Kedokteran   Landasan hukum PS 120 KUHAP (penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli dan ahli tersebut membantu dengan pengetahuan yang sebaik-baiknya) PS 133 KUHAP (penyidik dapat meminta bantuan dokter untuk pemeriksaan kedokteran forensik) PS 179 KUHAP (dokter wajib melakukan pemeriksaan kedokteran forensik bila diminta oleh penyidik yang berwenang)   Tujuan Visum et Repertum PROJUSTITIA GUNA V et R: - Pengganti benda bukti. - Petunjuk untuk mendapatkan benda bukti. - Memungkinkan hakim memanggil saksi lainnya. KEGUNAAN YANG UTAMA BERNILAI HUKUM PS 184 KUHAP TTG ALAT BUKTI YANG SAH, KET. SAKSI, KET. AHLI, S

VOICE THERAPY (TERAPI SUARA)

  PENDAHULUAN Suara : Alat komunikasi Perubahan suara   TERAPI SUARA Tujuan: Mengubah suara yang salah Mengimbangi tegang otot-otot Suara nyaring diperbaiki Mengatur nada Memantau cara berbicara Hasil suara → jernih WAWANCARA Keluhan awal Penyakit-penyakit Makanan dan minuman Guru → waktu Keluarga dan sekitarnya MEMBEDAKAN GETARAN PITA SUARA Getaran yang normal Yang berkelainan Meraba PERNAFASAN Diperlukan untuk : Kepentingan ganda Suara yang baik   JENIS PERNAFASAN Pernafasan Bahu Pernafasan dada Pernafasan perut Pernafasan campuran Dada dibusungkan, perut dikembungkan – hirup udara (tarik nafas) Dada dikemdorkan, perut kempis – hembus udara (keluar nafas)   LATIHAN PERNAFASAN Sikap duduk Latihan fonasi Kedua tangan di punggung Hirup udara (tarik nafas), perut dikembungkan Hembus udara (keluar nafas), perut dikempiskan BEDA RESPIRASI & BICARA/MENYANYI Respirasi: Otomatis Menarik nafas aktif Keluar nafas pasif Perbandingan 1:1 Nafas melalui hidung Bicara dan menyanyi Diatur Menarik

PERSONALITY DISORDERS (GANGGUAN KEPRIBADIAN)

  CIRI-CIRI UMUM Varian dari sifat karakter di luar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang Tidak fleksibel Maladaptif, malfungsi Menyebabkan penderitaan Aloplastik (mampu mengadaptasi atau mengubah lingkungan eksternal) Egosintonik (dapat diterima oleh ego) à tidak cemas dengan perilaku maladaptifnya à tidak membutuhkan pengobatan Onset: mulai masa remaja atau dewasa muda MANIFESTASI PERILAKU Kognisi Afek Fungsi interpersonal Kontrol terhadap dorongan impuls KLASIFIKASI DSM IV (1994) Kelompok a (paranoid, skizoid, skizotipal) à aneh & eksentrik Kelompok b (antisosial, ambang, histrionik, & narsisistik) à dramatik, emosional, tidak menentu Kelompok c : menghindar, dependen, dan obsesif kompulsif, ytt) à cemas & ketakutan ICD -10 (1992) / PPDGJ – III (1993): Agak berbeda ETIOLOGI Faktor genetika Faktor temperamen Faktor biologis Faktor psikoanalitik G.K. PARANOID Gambaran umum : Kecurigaan & ketidakpercayaan Menolak tanggungjawab, melempar tanggungjawa

KONSEP DASAR PUSKESMAS

  Puskesmas unit pelaksana teknis dinkes kab/kota menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja Unit pelaksana tingkat pertama Meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang→derajat kesehatan optimal Wilayah kerja batas administasi kecamatan bila lebih satu Puskesmas pembagian wilayah konsep wilayah (desa atau kelurahan)   Visi dan Misi Visi : kecamatan Sehat agar tercapai Indonesia Sehat Kecamatan sehat : gambaran masy masa depan yang ingin dicapai→ lingkungan/ perilaku sehat memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata →derajat kesehatan yang setinggi-tingginya   Misi 1. Pembangunan berwawasan kesehatan 2.Kemandirian hidup sehat 3.Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan,keterjangkauan pelayanan kesehatan sesuai standar 4.Memelihara dan meningkatkan Kesehatan perorangan,keluarga, Masyarakat dan lingkungan Fungsi Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan masyarakat, pembe

CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS (CTEV)

  DEFINISI   Deformitas kongenital pada kaki yang terdiri dari: Aduksi & supinasi forefoot Varus pada tumit Equines Deviasi medial kaki   INCIDENCE Incidence :    2 : 1000 live births Bilateral involvement : 50 % Side : right > left Sex :     male : female = 2 : 1   ETIOLOGY GENETIC FACTORS Siblings : 30 fold increase in risk. Monozygotic twins : 32,5 % Family history : + in 24,4 % HISTOLOGIC ANOMALIES Increased of type I : II muscle-fiber ratio 7 : 1 (N 1 : 2) Primary germ plasm defect of bone : talus never develop into normal size & shape Increased collagen synthesis VASCULAR ANOMALIES Hypoplasia or absence of anterior tibial artery ANOMALOUS MUSCLES Anomalous flexor muscle in the calf Accessory soleus muscle INTRAUTERINE FACTORS Interruption in development of normal foot. Oligohydramnion Mechanical theory : deformed posture in utero NEUROMUSCULAR THEORY Deformity is sequelae of neuromuscular imbalance PHYSICAL EXAMINATION GENERAL Examine entire bo

AUTISM SPEKTRUM DISORDERS (GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME)

  INTRODUCTION Autism is a behaviour disorder. It is a Central Nervous System disease with the unknown etiology(ies) There is growing clinical as well as genetics evidence that the pathway in CNS are aberrant. The incidence is increasing logarithmically At present a worldwide epidemic of autism exists   ASD : 1. Asperger's syndrome 2. Atypical autism 3. Pervasive Development Disorder Unspecified (ICD-10)(PDD-NOS DSM-IV)   ETILOGY 1. Genetic 2. Pre, peri and post natal 3. Neuro-anatomic model 4. Neuro-chemicals 5. Immunologic 6. Viral infections   EARLY DIAGNOSIS Under the age of two years Means early intervention Best results if given before 5-years of age The earlier the better   DIAGNOSIS Shared the following characters: 1. Qualitative impairment in social interaction à as shown by : the use of non verbal behaviors such as eye gaze and body posture to regulate social interaction, a failure to develop peer relationships a lack of spontaneous showing and sh

ANESTESI BEDAH DARURAT

  Pada umumnya masalah yang dihadapi : Keterbatasan waktu untuk evaluasi pra anestesia yang lengkap Pasien sering takut & gelisah Lambung sering berisi cairan & makanan Sistim hemodinamik sering terganggu Menderita cedera ganda   Kelainan yang harus di bedah kadang2 belum diketahui dengan jelas Riwayat sebelum sakit sering tidak diketahui Komplikasi/penyakit yang ada kadang2 tidak diobati dengan baik sebelum pembedahan Persiapan umum : Tenaga Alat : EKG Tensimeter Kateter vena sentralis Kateter urine Kateter intravena Termometer O2 Obat anestesi/cairan   Evaluasi penderita pra anestesi/pra bedah : Jalan napas à Apabila tidak baik : tindakan ABC Sirkulasi/kardiovaskuler : Nadi TD Pengisian vena sentral, vena perifer dan kapiler EKG   Neurologi : Kesadaran penderita Cedera kepala : TIK me↑ Cedera tulang belakang : transportasi penderita diperhatikan → hati-hati fraktur lebih jelek → gangguan fungsi neurologis berat Cedera muka & leher : Pernapasan à Kalau perlu intubasi dal